Selasa, 19 Juni 2012

DI ANTARA KEBIMBANGAN HITAM DAN PUTIH

Altar rapuh dengan permadani jingga.
Aku berbaring kosong tak berjiwa.
Melayang-layang tanpa tujuan.
Menerawang menembus mega.
Hitam dan putih di antara kuasa.
Dipenuhi kebimbangan dan kekhawatiran.
Akan dicabutnya segala bintang-bintang.

Hitam mendesak membawa raga.
Bertamengkan seutas tali.
Namun putih terus membayangi.
Dengan benteng dosa-dosa.


Tidak akan ada rela.
Bintang-bintangku terbang tinggi.

Kupandangi hitam makin gelap.
Kulirik putih bertambah terang.
Kuinginkan sedikit kegelapan.
Ditemani pula secercah cahaya.

Hatiku kini remang-remang.
Tanpa kepastian apalagi keputusan.
Ku terus hidup di antara ‘Dua’ warna.
Hitam dan putih.
Membayangiku ke manapun jiwaku pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar