Petang menghambar meraup gelap
Jutaan mata hanyut menatap
Terlihat kilat bersahutan di langit gelap
Terdengar langkah-langkah berderap
Pedih mata memandangnya
Hati sakit tak ada batasnya
Mengundang emosi mengguncang jiwa
Apa daya ku hanya orang biasa
Semerbak aura hitam tercium
Layaknya singa yang mengaum
Suara-suara lantang berdentum
Menebar dendam menantang hukum
Sungguh! Tak berharganya dia
Bagai sampah tak berguna
Yang dibuang selalu percuma
Yang dipungut orang nista
Air menggenang bola mata
Rambut terjambak tak terkira
Untuk apa menyulam asa
Akhirnya abu jadi juga
Berulang-ulang ia terima hina
Berkali-kali ia beroleh serapah
Selalu ia setia diam saja
Selalu ia terkira yang lemah
Jarum bergerak sana-sini
Tak mampu ia berhenti
Sisi-sisi tajam meraung-raung
Denting waktu bernyanyi seperti burung
Betapa berharga ia kini
Semua mata memuji-muji
Setiap bibir berdecak-decak
Bagai tembok penuh gerombolan cecak
Sampah! Walau tak berguna
Selalu ada jutaan cara
Selalu ada ribuan jalan
Ratusan karya terlahirkan
Sampah! Sering dipandang hina
Sebelah mata pun enggan menatapnya
Sampah! Sering terinjak-injak
Sebelah kaki pun ragu mendepak
Lihatlah! Kini ia berharga
Nilai lebih dari caci maki
Kualitas lebih dari omongan belaka
Bentuk lebih tegas dari rasa dengki
Hendaknya jangan berputus asa
Jika anda dianggap sampah
Hendaknya malu menyapa
Jika bangkai menlimpah ruah
Menabur benih busuk di kepala
Menuai jutaan parasit tak bertuah
Mendatangkan segala bencana
Menamatkan riwayat merusak rohaniah
Tak peduli apa itu sampah
Hilangkan rasa gundah
Karena tanpa kita manusia
Takkan ada tebaran sampah
Sampah selalu akan ada
Hanya karena hadirat manusia
Hanya tangan manusia-lah
Sampah mampu terolah
Bukalah mata pikiran
Elakkan segala kenajisan
Lapangkan dada lebarkan jiwa
Takkan ada garam tanpa lautan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar