Kamis, 03 Mei 2012

Dimanakah Embel-embel Intelektual yang Melekat pada Mahasiswa, Inikah Calon Pemimpin Bangsa?


1336044081271388272
Ilustrasi/Admin(littlecharluzhdiary.blogspot.com)


Ditengah mahasiswa sekarang yang mengalami degradasi, baik dari segi intelektualisme, idealisme, patriotisme, maupun semangat jati diri mereka, dan cenderung untuk berpikir pragmatis dalam menghadapi persoalan.Hal ini dapat kita lihat pada Beberapa Bulan bela­kangan ini,dimana di media massa, baik cetak maupun elektronik dihiasi pemberitaan mengenai tawuran para calon intelektual muda, mahasiswa. Tentu kita semua merasa prihatin dengan aksi tawuran yang sering terjadi dalam dunia kampus. Masyarakat seolah hendak berkata ”Bagaimana kamu bisa membantu masalah bangsa ini? Sementara permasalahan kecil  saja tidak mampu diselesaikan. Di manakah embel-embel inte­lektual yang melekat pada mahasiswa. Inikah calon pe­mimpin bangsa? ” Mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa  perlu kira­nya kembali memahami dan menyadari. Betapa beratnya tanggungjawab untuk melanjutkan proses regenerasi bangsa ini. Nilai-nilai sopan santun yang dulu dimiliki oleh bangsa perlu kiranya dibangkitkan lagi, baik berupa nilai sportivitas, kekeluargaan dan kebersama­an. Karena, bagaimana mung­kin kita dapat bersatu sebagai bangsa, sementara untuk me­wu­judkan nilai-nilai sederhana di lingkungan sendiri saja tidak mampu.Maka sangat masuk akal ketika pemahaman itu memudar akan timbul anarkisme-anarkisme baru yang bermodalkan nilai-nilai des­truk­­tif tradisional masa lalu.Jangankan untuk merebut ”tongkat estafet” kepemimpinan bangsa ini, untuk menyela­matkan diri dari  gilasan roda kehidupan-pun kadang mahasiswa tidak akan mampu.

Dan juga Kalau pun masih ada segelintir mahasiswa yang masih mau menyalurkan amanat dari masyarakat dengan cara yang baik.namun Adalah ironis bila aksi turun ke jalan yang dilakukan mahasiswa itu berjalan berdasar kepentingan materi (uang) dan terkadang tanpa mengetahui pokok permasalahan. Bukan menjadi rahasia umum lagi kondisi saat ini dimana aksi mahasiswa turun ke jalan justru lebih kental dengan semangat pesanan dari pihak-pihak tertentu. Banyak mahasiwa yang sengaja dibayar untuk melakukan demonstrasi tanpa mengetahui pokok permasalahan yang diperjuangkan. Ketika para aktivis sudah dikendalikan oleh uang,aksi turun jalan tidak lagi menarik dan ironis. Jadi maklum kalau banyak masyarakat antipasti dengan munculnya aksi-aksi mahasiswa. Mereka sepertinya kurang simpati,karena aksi mahasiswa tidak lebih dari sekedar sumber kemacetan lalu lintas. Masyarakat sudah mulai kritis terhadap aksi mahasiswa yang hanya pesanan. Sehingga masyarakat tidak tertarik bergabung dengan demonstrasi mahasiswa .Sungguh tidak bisa dibayangkan,bagaimana masa depan bangsa ini jika mahasiswa nya saja,enggan turun ke jalan tanpa dibayar.
Dan hal yang paling mengkhwatirkan jika aksi-aksi turun kejalan mahasiswa tersebut malah menggangu ketertiban umum. Masih hangat dalam ingatan kita tentang aksi demonstrasi mahasiswa dalam isu kenaikan harga BBM baru-baru ini. Demo penolakan kenaikan harga BBM yang terjadi kerap berakhir dengan bentrok. Kontak fisik antara pendemo dengan aparat keamanan seakan menjadi langganan setiap kali demo terjadi. Hal ini juga lah yang membuat masyarakat semakin tidak simpatik lagi kepada mahasiswa. Karena Bagaimanapun, demo disertai tindakan anarkis memang tak boleh dibiarkan. Selain menodai perjuangan para pendemo, anarkisme serta perusakan fasilitas baik milik umum maupun pribadi, tentu mengakibatkan kerugian yang tak sedikit. Apalagi, masyarakat juga yang akan menanggung kerugian tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Terlepas dari Kondisi mental dari mahasiswa yang memang sudah merosot dan mengkhawatirkan tetapi masih banyak mahasiswa yang menggunakan intelektualnya untuk ikut serta membangun masyarakat. Salah satunya,jika menyimak pandangan yang diberikan Mahasiswa dari UI dan Mahasiswa Trisakti dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yg disiarkan secara langsung oleh tvOne pada 1 mei 2012 kemaren. Menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang menggunakan intelektualnya dalam menyikapi persoalan yang dihadapi bangsa ini. Pandangan yang diutarakan mahasiswa yang disambut dengan Aplus oleh para ahli-ahli,pakar-pakar ternama,pengamat-pengamat ternama,dosen dan para pejabat yang hadir pada acara ILC kemarin malam. Perlu diapresiasi Bahwasanya mahasiswa itu masih ada dan selalu ada dalam mengawasi dan senatiasa mengkritisi setiap tindakan para tokoh-tokoh bangsa ini yang menyimpang dari konstitusi.selain dalam ILC kemarin malam,masih banyak lagi prestasi mahasiswa yang bisa dibanggakan, misalnya seperti prestasi mahasiswa Universitas Sumatera Utara fakultas Teknik mesin yang baru-baru ini berhasil menciptakan sebuah mobil yang hemat BBM. hasil karya mahasiswa USU yang bergabung dalam menciptakan mobil hemat BBM ini diberi nama TeamHoras ini sedangkan mobil hasil karya mereka diberi nama Mesin USU.Mobil ini akan dibawa ke Malaysia dalam rangka mengikuti perlombaan.
Untuk itu, mahasiswa mari dan tunjukkan pada ibu pertiwi,kita masih peduli terhadap bangsa ini. Bangkitkan kembali intelektualisme, idealisme, patriotisme, maupun semangat jati diri sebagai mahasiswa. Karena kita mahasiswa adalah harapan bangsa sebagai regenerasi muda bangsa Indonesia. Negara ini kelak semakin hancur atau semakin baik,itu semua tergantung kepada kita mahasiswa penerus tonggak pemerintahan bangsa ini dimasa mendatang. Harapanya semoga ditangan kita kelak bangsa ini menjadi lebih baik.

1 komentar:

  1. mas kode etik penulis itu dalam menulis,
    jika bukan hasil karya sendiri,tolong cantumkan nama penulisnya
    http://muda.kompasiana.com/2012/05/03/dimanakah-embel-embel-intelektual-yang-melekat-pada-mahasiswa-inikah-calon-pemimpin-bangsa/

    BalasHapus