Kamis, 03 Mei 2012

Di Bawah Naungan Negara Koruptor

Di Bawah Naungan Negara Koruptor, Mei 03, 2012
Di mulai dari suatu negeri yang di kenal Zambrut Katulistiwa, Namanya Noesontoro atau lebih dikenal dengan nama Republik Binunonesia.

Dalam seri ini yang berjudul, “Di Bawah Naungan Negara Koruptor” akan di tuliskan secara satu persatu pengkuan para pendekar kebangsaan yang masih hidup dan yang sudah meninggal.

Si Ayu, Guru Yang Terlarang
Kali ini ceritanya mengenai seorang Guru, untuk menyambut Hari Pendidikan.
Suatu hari, lahirlah seorang bidadari yang cantik, dinamakan Raden Ajeng Sri Soetonegoro Soeroco Dirojokoto, lebih singkatnya di panggil Ayu.
Selama dibesarkan dalam kegelimangan kehidupan ningrat, Mbak Ayu ini boleh dikatakan seorang yang beruntung sekali.

Mengapa?
Ya…namanya saja anak ningrat, pengasuhnya 2 abdi dalem, tukang delman, tukang cuci, tukang gendong, tukang pembasmi nyamuk. Pokoknya segalanya lengkap sekali.
Tempat tinggalnya saja di daerah khusus para putri dan bidadari. Mau tidur di kelonin, mau mandi di mandiin air kembang, mau bermain ada teman bermainnya, mau memetik kembang sudah ada yang memetiknya.
Tetapi satu hal yang mbak Ayu dapatkan adalah kalau mau keliling kota, sendirian itu tidak boleh. Mau ketemu bapaknya tidak sembarangan, harus jadwal buat perjanjian mau menghadap bapaknya.
Suatu hari, Mbak Ayu bertanya kepada guru tembangnya.

“Mbok Suri, Saya mau jadi guru seperti mbok. Apakah ada sekolahnya?”
“Ada, Kanjeng Ayu.”
“Nanti Mbok menyampaikan kepada Ibunda Kanjeng Ratu, mungkin disetujui.”

Wah…. betapa gembiranya mbak Ayu ini, setiap hari belajarlah mbak Ayu menembang lagu, kadang2 suaranya yang merdu terdengar setelah azan Magrib, sungguh menawan hati.
Tak terasa, waktu berlalu, mbak Ayu sudah beranjak dewasa, dan menjadi ahli tembang. Semua lagu2 khas ningrat sudah dikuasai nya. Dengan diam2 Mbak Ayu mulai mendengarkan lagu2 rakyat, seperti dangdut, pop, dan lagu asing.

Suatu saat, mbak Ayu mendapat kesempatan untuk ke kota besar yang disebut Jekerto. Di Jekerto, mbak Ayu mendapatkan keadaan yang jauh berbeda sekali dengan kehidupan di istana ningratnya. Disana banyak sekali aneka ragam lagu2 yang indah selain lagu2 ningrat yang dipelajari. Berhubung mbak Ayu ini memang cerdas dan menguasai teknik dasar menembang lagu. Dengan cepat sekali Mbak Ayu menangkap beberapa lagu yang di dengarnya.

Tanpa angin dan hujan, kehidupan mbak Ayu, bertemu di persimpangan jalan hidupnya dengan seorang koboi blasteran dari Amrik.
Si Koboi memiliki nama seperti nama orang di negara Noesontoro. Nama lengkap nya Raden Mas Soentolo Prabu Hangus Ireng Bejo. Dengan nama panggilan si Tolo.
Tolo adalah anak koboi yang dibesarkan di negara kunang-kunang, yang bisa disebut Amrik. Jadi gaya hidupnya seperti koboi atau biasa disebut bandalai. Kalau di Noesontoro, tukang ngangon kerbau. Wong jeloto, keturuan ningrat juga, tetapi ningrat yang terbuang alias sudah blasteran.
Dasar Tolo begitu melihat bidadari, tentunya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Maklum saja dia itu baru kembali ke tanah air. Setelah dibesarkan disana selama 15 tahun.

Dengan bahasa isyarat, Tolo memperkenalkan diri, “My name is Tolo, and you must be Angel comes from above, and you are so beautiful. May I call you Angel?”
Pengasuh yang mengawal mbak Ayu ini langsung mencoba untuk memberikan jarak supaya si Tolo tidak menyentuh tangan kanjeng Ayu mereka. Karena menurut adat istiadat, itu pamali.
Dengan pandangan yang malu dan kaget, mbak Ayu ini mencoba mengangguk2 serta merasa sangat senang sekali, untuk pertama kali dalam hidupnya ada seorang yang berani memperkenalkan dirinya secara langsung, dan memberikan perhatian yang khusus kepada dirinya dengan cara yang sangat berbeda.
Karena selama ini mbak Ayu merasa kehadiran dirinya di kota Jekerto seperti tidak ada yang perduli keberadaannya.

Lebih gila lagi si Tolo mencoba untuk mengajak berdansa ala orang Amrik.
Wooow, mau sih mau, tetapi dayang-dayang ini yang melarang. Maklum saja lagi2 melawan toto kromo.
Hari berlalu, bulan berlalu…. terkenang si Tolo, mbak Ayu mencoba membujuk Kanjeng Ratu untuk dapat melanjutkan pelajaran menembang lagu ke kota Jekerto. Tetapi usaha ini tidak mendapat persetujuan.
Hal ini tidak membuat mbak Ayu putus asa, justru membuatnya semakin menggelora untuk belajar secara diam-diam mengenai keadaan di luar kehidupan ningrat.
Setiap ada kesempatan, mbak Ayu keluar menyamar untuk keliling kota, diluar istana bidadarinya. Karena pandai merayu, semua di lingkungan dekatnya mencoba mengakomodasi alia menutup-nutupi apa yang dilakukan mbak Ayu.

Jadilah mbak Ayu kemana-mana dengan kedok tanpa ada yang mengetahui siapa dirinya. Menyamar menjadi guru. Mengajarkan tembang2 lagu, mengarang tembang2 yang tak terasa menjadi populer.
Tak terasa, mbak Ayu menjadi guru yang terkenal sekali, banyak sekali murid2nya yang belajar. Apalagi mbak Ayu tidak pernah meminta bayaran, hanya biaya sewa panggung dari tempat karawitan yang sudah bangkrut.

Jika pihak ningrat mengetahui ini, pasti mbak Ayu akan di hukum. Karena melanggar toto kromo. Bisa2 mbak Ayu di pasung di candi goa dekat laut kidul. Oleh sebab itu pihak yang terdekat dengan mbak Ayu mencoba sebisa2nya menjaga kerahasian identitas mbak Ayu kepada siapapun, khususnya dari mata2 Kanjeng Ratu dan Sultan.

Anak-anak yang tadinya tidak memiliki minat untuk belajar menembang lagu, karena biaya untuk mendapatkan guru nembang sangat mahal. Anak-anak jeloto ini kan memiliki orang tua yang miskin, sebagian dari mereka adalah tukang cabe, tukang becak, tukang batu, tukang sapu di pasar.
Untuk membayar satu guru tembang, biasanya 100 gobang. Dengan adanya mbak Ayu. Mereka hanya membayar 1 gobang.

Tak terasa, waktu berlalu, mbak Ayu akhirnya harus di jodohkan dengan Raden Mas yang sudah ditunjukan pihak ningrat.
Dan saat itu kehidupan si Tolo bersimpangan lagi dengan mbak Ayu. Di mana tak terasa si Tolo berjumpa dengan mbak Ayu, tetapi si Tolo merasa pernah berjumpa dengan nya.
Dasar Koboi, si Tolo hanya memiliki perasaan tetapi tidak dapat mengingat dimana dia berjumpa dengan mbak Ayu. Tak terasa senang juga, walaupun mbak Ayu yang di sukai dalam hatinya masih hidup dalam Kehidupan di Istana Ningratnya.

Tetapi mbak Ayu ini memiliki kualitas suara tembang yang mirip sekali.
Little….. He know. Mbak Ayu adalah orang yang sama dengan RA Ayu dari keluarga ningrat yang dikenal dan berjumpa beberapa tahun yang lalu di kota Jekerto.
“Merdunya suara mu, bagaikan suara Angel, membuat tukang ngangon kerbau seperti saya ini jatuh hati,” kata si Tolo sungguh2 hati.

“Tak terasa si Tolo yang koboi ini bisa2 juga menyenandung tembang, “ kata dayang2 mbak Ayu yang menyamar jadi pemain gending.
Untuk pertama kalinya si Tolo merasa jatuh hati dengan seorang wanita yang cantik, juga pandi menembang, serta rendah hati mau mengajar anak anak belajar tembang dengan gratisan.
Bersambung…………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar