Senin, 18 Juni 2012

KEABADIAN

Menuai badai merangkai pantai
Menimang batang menuang petang
Mengintai belukar layu terkulai
Memandang padang rumput terpajang 

Dulu ia tak pandai
Dulu ia tak lihai
Dulu ia tak memikat
Dulu ia tak bersahabat 


Hembusan angin menantang melambai
Putaran bola mengubah dunia
Hentakan bunyi merambah berdawai
Pusaran ombak menbentang asa
  
Kini ia berdendang bahana
Kini ia bersuara bersahaja
Kini ia memikul mulia
Kini ia menjinjing permata 

Jarum-jarum berlomba berkejaran
Mengundang hasrat meyambut harapan
Warna-warni gejolak di angkasa
Berkumandang tak kenal hampa 

Tunas-tunas muncul ke permukaan
Menghaturkan bahasa nan sopan
Titik-titik embun mengukir menawan
Melantunkan tembang laksana pahlawan 

Petang terganti malam menyapa
Pagi memanggil jutaan mata
Siang hendak menunjuk kuasa
Tanda hari terganti masa
 Apa guna rupa elok?
Jalan lurus terkadang berbelok
Tiada guna pandai berkata
Kaleng rombeng menghentak bunyinya 

Kesempurnaan bukan milik manusia
Sejalan juga dengan keabadian
Kepandaian hanya pelengkap semata
Tiada abadi mampu bertahan 

Percik air memecah bebatuan
Aus termakan usia tahunan
Takkan sanggup menahan keabadian
Takkan bisa menghindar kematian 

Kejayaan pasti akan usai
Pesta-pesta akan selesai
Awalnya bersorak-sorai
Akhirnya akan tercerai berai 

Hentikan segala keangkuhan
Air dalam percikan
Api dalam panggangan
Saat-saat akan terlupakan 

Takkan ada satu keabadian
Walau segenap harta himpunan
Walau seluruh darah bercucuran
Walau nyawa dalam taruhan 

Lebih baik berpantang hidup
Hentikan jantung berdegup
Dari pada mati telungkup
Terkurung dalam ruang sayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar